WahanaNews-Bekasi | Angka kasus Demam Berdarah Denger (DBD) Kota Bekasi, Jawa Barat, cukup tinggi.
Karena itu, Dinas Kesehatan Kota Bekasi meminta warga mewaspadai ancaman penyakit yang disebabkan gigitan nyamuk aedes aegypti.
Baca Juga:
Anggota DPRD Kotawaringin Timur Minta Pemerintah Gencarkan Sosialisasi Tentang DBD
"Dengan tagline jangan bilang peduli DBD jika belum menjadi jumantik di rumah sendiri diharapkan bukan sekedar kalimat semata namun juga dijalankan setiap warga Kota Bekasi," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Bekasi Tanti Rohilawati di Bekasi, dikutip Sabtu (11/6/2022).
Menurut Tanti, kepedulian warga dalam memberantas sarang nyamuk dengan menjadi juru pemantau jentik (jumantik) di rumah sendiri menjadi penting agar kasus DBD di Kota Bekasi dapat terus berkurang.
Berdasarkan data Dinkes, tercatat sejak awal 2022 sampai 10 Juni 2022 ada 1.475 kasus demam berdarah . 10 orang di antaranya meninggal dunia. Sementara pada tahun 2021, ada 2.004 kasus DBD dengan 11 kasus kematian.
Baca Juga:
Dinas Kesehatan Padang Gencarkan Sosialisasi Pemberantasan Sarang Nyamuk dan Antisipasi DBD
"Dari 10 kasus kematian akibat penyakit demam berdarah, tiga kasus ditemukan di Kecamatan Bekasi Utara. Dua di Jati Asih dan Bekasi Barat, serta satu kasus masing-masing di Kecamatan Bekasi Selatan, Mustikajaya, dan Kecamatan Rawalumbu," ungkapnya.
Sementara itu, sebaran kasus demam berdarah di Kota Bekasi merata di seluruh kecamatan. Antara lain 341 kasus di Bekasi Utara, 214 kasus di Bekasi Timur, 178 kasus di Bekasi Barat, 153 kasus di Bekasi Selatan, serta 118 kasus di Kecamatan Jatiasih.
Kemudian Kecamatan Mustikajaya dengan 173 kasus, 95 kasus di Medan Satria, 62 di Pondok Gede, 54 di Rawalumbu, 45 di Jatisampurna, 23 di Bantargebang, dan 19 kasus di Kecamatan Pondok Melati.