Menurut Yati, Abdul adalah sosok anak yang punya semangat belajar tinggi. Abdul tak pernah mengeluh meski tidak memahami topik pelajaran. Ia malah berinisiatif untuk bertanya ke depan.
"Dia semangat kalau pelajaran matematika. Walaupun kadang ada yang tidak mengerti juga tidak pantang menyerah. Dia tanya ke depan 'caranya gimana, Bu?'," kata Yati saat ditemui di ruang guru SD Negeri III Kota Baru.
Baca Juga:
7 Usulan Calon Kota dan Kabupaten Baru di Jawa Barat, Ini Daftarnya
Selain itu, Yati menyebut Abdul juga sosok yang mandiri dan penurut. Abdul juga dinilai sebagai siswa yang penuh perhatian kepada guru serta tak pernah berkata kasar kepada temannya.
"Kalau istirahat dia suka nanya 'Ibu udah makan belum?'. Kadang dia bawa bekal dan bilang 'Ini buat Ibu,' Pernah bawa bekal roti dan dikasih ke saya satu. Kata saya 'Udah, buat kamu aja, Ibu Guru udah punya,' dijawab 'Enggak bu, emang sengaja bawa buat ibu,' Roti selai gitu," tuturnya.
Yati pun mengatakan Abdul sangat menyayangi sang adik laki-laki yang sekolah di tempat yang sama. Adiknya duduk di bangku kelas 1 SD.
Baca Juga:
TPA Burangkeng Bekasi Kembali Beroperasi usai Terjadi Longsor
Saat ada pembagian susu, Abdul sengaja tak minum karena takut adiknya tidak kebagian.
"Keliatan banget sayang sama adiknya. Waktu ada pembagian produk susu dia sengaja gak minum karena katanya buat adiknya. Dia mau minum setelah tahu adiknya dapat juga," kenang Yati sambil menangis.
Ia bercerita kecelakaan maut itu terjadi begitu cepat. Yati mengatakan anak-anak yang selamat menangis di dalam kelas karena syok dan ketakutan.