Bekasi.WahanaNews.co - Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Gerindra Jawa Barat, Amir Mahpud melakukan Roadshow Konsolidasi Partai Gerindra di Kota Bekasi yang dilaksanakan di Bekasi Convention Center (BCC) Mega City Bekasi, Kamis (7/11/2024).
Kegiatan pun dihadiri oleh seluruh jajaran pengurus DPC Partai Gerindra Kota Bekasi, PAC, ranting, relawan, dan pasangan Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota nomor urut 3, Tri Adhianto dan Harris Bobihoe (RIDHO).
Baca Juga:
Dukung Kelancaran Aktivitas Pembelajaran, PLN Layani Kebutuhan Daya Universitas Jambi Sebesar 4.050.000 VA
Pada kesempatan itu, Amir Mahpud mengungkapkan, Roadshow Konsolidasi yang ia lakukan sudah menjamah hampir seluruh kota-kabupaten di Jawa Barat.
“Untuk Roadshow sendiri Alhamdulillah sudah ke 25 kota-kabupatenc termasuk Kota Bekasi. Tinggal dua lagi, yakni Kota Sukabumi dan Kabupaten Sukabumi,” ujar Amir kepada awak media.
Adapun terkait pasangan RIDHO yang diusung oleh Partai Gerindra untuk Pilkada Kota Bekasi 2024, Amir mengapresiasi hasil survey yang dinilai cukup bagus. Meski begitu, ia mengingatkan perihal anomali survey yang harus menjadi perhatian seluruh kader lantaran dianggap mengkhawatirkan.
Baca Juga:
ReJO: Jokowi dan Prabowo Makin Lengket Jelang Pelantikan 20 Oktober
“Anomali survey itu sebuah kekhawatiran. Karna pernah terjadi di 2008, diluar dugaan ada pasangan Aher- Dedi Yusuf yang menang, mengalahkan dua jendral. Dan terjadi lagi di 2018, yang mana kita hampir menang. Tapi nyatanya tidak. Maka ini jadi sebuah perhatian oleh kader-kader Gerindra yang saat ini mencalonkan diri di Pilkada dan Pilgub,” papar Amir.
Terakhir, Amir juga mengklaim bahwa kader Gerindra yang saat ini diusung di kontestasi Pilkada dan Pilgub Jawa Barat mengalami tren kenaikan yang signifikan.
“Dari beberapa kunjungan saya, calon yang diusung Partai Gerindra itu mengalami tren kenaikan disemua wilayah kota-kabupaten. Saya beri contoh, itu ada di Pangandaran dan Sukabumi,” ungkapnya.
Adapun Amir meminta dan berpesan kepada seluruh kader Gerindra untuk harus kerja keras, melakukan patroli, dan mengawal pemilih hingga ke TPS.
“Tidak Ada istilah masa tenang. Kita hantarkan pemilih ini sampai ke TPS, kemudian kita harus kawal,” pungkas Amir.