Bekasi.WahanaNews.co | Kepala Dinas Pendidikan Kota Bekasi Inayatullah menjelaskan, pembelajaran tatap muka (PTM) di Kota Bekasi akan tetap dilaksanakan meski kasus Covid-19 melonjak. Alasannya, tak banyak temuan kasus Covid-19 di lingkungan sekolah.
"Lonjakan (kasus Covid-19) di masyarakat memang terjadi, tapi alhamdullilah kita dari mulai Desember sudah lakukan kegiatan PCR acak dan hanya ada 1-2 kasus (Covid-19 di sekolah)," ujar Inayatullah kepada awak media, Senin (31/1/2022).
Baca Juga:
SMA-SMK di Banten Siap Terapkan PTM 100 Persen, Simak Alasannya
Ia mengatakan, PTM baru akan dihentikan jika persentase kasus positif Covid-19 (positivity rate) mencapai 5 persen. Inayatullah menyampaikan, jumlah siswa yang mengikuti PTM saat ini adalah 50 persen dari kapasitas kelas.
"Untuk menghindari lebih banyak kasus lagi, maka sekarang ini sesuai kebijakan Plt Wali Kota, kami pelaksanaan PTM ini 50 persen," kata dia.
Inayatullah mengatakan, proses PTM tetap dilaksanakan berdasarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri yang berlaku.
Baca Juga:
Jakarta Kembali PTM 100 Persen, Pemprov Diminta Atur Jam Pulang Siswa Agar Tak Berkerumun
Berdasarkan SKB tersebut, pihak sekolah harus mengecek dan menyiapkan semua sarana prasarana guna menunjang proses PTM.
"Sekolahnya terbatas, enggak ada istirahat. Belajar hanya tiga jam saja dan dilakukan pergantian shift. Jadi misalnya mulai pembelajaran jam 07.00-11.00 pagi, maka nanti masuk lagi jam 12.00, seperti itu," tambahnya.
Sebelumnya, Plt Wali Kota Bekasi Tri Adhianto mengatakan, Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi berencana mengevaluasi pelaksanaan PTM karena adanya kenaikan kasus Covid-19.
Tri mengatakan, pihaknya akan berkoordinasi dengan kepala sekolah terlebih dahulu untuk membahas situasi pandemi Covid-19.
Menurut Tri, PTM di Kota Bekasi berjalan dengan kapasitas 50 persen untuk tingkat SD dan SMP, sedangkan tingkat SMA berjalan dengan kapasitas 100 persen.
"Saya akan kumpulkan kepala sekolah SD dan SMP karena di Bekasi sendiri sudah menurunkan levelnya (kapasitas PTM) sampai 50 persen dari jumlah tatap muka yang ada," kata Tri dikutip Tribun Jakarta, Minggu (30/1/2022).
Tri menambahkan, evaluasi dilakukan untuk menentukan kebijakan menyikapi lonjakan kasus Covid-19 di Kota Bekasi akibat varian Omicron. Nantinya Pemkot akan memutuskan apakah PTM di Kota Bekasi akan dilakukan secara terbatas lagi atau benar-benar dihentikan dan diganti dengan pembelajaran secara daring.
"Apakah memang nanti seluruhnya dilakukan pembelajaran jarak jauh, kami akan sampaikan nanti saat rapat dan koordinasikan dengan kepala sekolah juga dengan jajaran Dinas Kesehatan dan Dinas Pendidikan," ujar Tri.[gab]