BEKASI.WAHANANEWS.CO — Ketua LSM SOMASI, Budi Aryyanto menyikapi perseteruan yang terjadi antar anggota DPRD Kota Bekasi, yakni politisi asal PDI-Perjuangan (ARH) dengan politisi asal PKB (A).
Diketahui, keduanya sempat bersiteru di ruang sidang DPRD Kota Bekasi saat menggelar rapat pada Senin (22/9/2025).
Baca Juga:
LSM SOMASI Apresiasi Langkah Wali Kota Bekasi Lakukan Rotasi dan Mutasi 250 Pejabat
Menurut Budi, perselisihan antara kedua wakil rakyat tersebut menjadi pengingat keras bagi kita semua bahwa demokrasi bukanlah arena untuk mempertontonkan ego, apalagi amarah.
“Dewan Perwakilan Rakyat Daerah sejatinya adalah rumah kebangsaan, tempat lahirnya kebijakan yang berpihak pada rakyat, bukan panggung pertengkaran yang meruntuhkan marwah lembaga,” ujar Budi dalam pernyataannya, dikutip Selasa (23/9/2025).
Menurutnya, perselisihan adalah hal wajar dalam dinamika politik. Namun, yang membedakan sebuah bangsa yang dewasa berdemokrasi adalah bagaimana perbedaan itu disikapi.
Baca Juga:
Dukung Kepemimpinan KDM, SOMASI: “Bukan Gubernur Konten, Tapi Gubernur Rakyat”
Menangani konflik dengan kepala dingin, kata Budi, menjadikan musyawarah sebagai jalan keluar, serta menahan ego demi kepentingan rakyat adalah inti dari mandat seorang wakil rakyat.
“Karena itu, kami menyerukan kepada Ketua DPRD serta para pimpinan partai politik untuk segera mengambil langkah bijak. Saling menghargai, bukan saling menjatuhkan. Mengedepankan akal sehat, bukan memperuncing perbedaan. Setiap anggota dewan adalah representasi rakyat, dan rakyat Bekasi menaruh harapan besar agar lembaga ini berdiri tegak dengan martabat, bukan runtuh oleh keributan sesaat,“ tegasnya.
Budi menekankan bahwa demokrasi akan bermakna jika dijalankan dengan hati besar, kebijaksanaan, dan niat tulus untuk mengabdi.
Ia percaya bahwa perselisihan ini dapat menjadi pelajaran berharga, dari riak perbedaan lahir kesepahaman, dari keributan lahir kebersamaan.
“Demi Bekasi yang bermartabat, mari bersama menjaga persatuan dan kehormatan lembaga perwakilan rakyat, agar tidak hanya dihormati karena kewenangan politiknya, tetapi juga karena kedewasaan moral dan etika yang ditunjukkan di hadapan masyarakat,” tutup Budi.
[Redaktur: Mega Puspita]