Bekasi.WahanaNews.co - Perkembangan Artificial Intelligence (AI) yang makin pesat dan massif di Indonesia menjadi dua mata pisau bagi masyarakat.
Meski demikian, demografis tanah air sendiri saat ini didominasi oleh generasi millenial dan generasi Z. Dimana merekalah yang paling berdampak dan paling kuat merasakan arus pesatnya perkembangan teknologi saat ini, termasuk AI.
Baca Juga:
Pemkab Dairi Siap Dukung Gugus Tugas Polri Sukseskan Ketahanan Pangan
Sebagian besar mereka, terlebih yang tinggal di lokasi perkotaan, tidak akan terlewatkan hal-hal baru terkait teknologi AI yang saat ini mungkin sudah banyak diterapkan disejumlah perangkat kehidupan.
Tak hanya akses internet yang mumpuni, bahkan, sesimpel AI berupa chatgpt pun mungkin sudah dirasakan oleh seluruh anak muda disegala aspek.
Lantas, apa yang membuat teknologi AI menjadi dua mata pisau?!
Baca Juga:
Polsek Bagan Sinembah Gelar Kegiatan Launching Gugus Tugas Polri dan Ketapang.
Pasalnya, tidak seluruh masyarakat bisa benar-benar tau, paham, atau bahkan menguasai AI. Akses internet yang belum sepenuhnya menyeluruh di tanah air, dan masih jomplangnya status sosial menjadikan AI masih begitu terasa ekslusif.
Meski demikian, hadirnya teknologi AI bisa menjadi salah satu nilai plus bagi gen Z dan gen alpha di masa depan untuk mulai menyetarakan pengetahuan di kancah international.
Meski memang, AI sendiri sudah masuk di Indonesia sejak sekitar tahun 2000-an dan mulai masif digunakan dan diterapkan kurang dari satu dekade ke belakang.
Sementara, AI sendiri sebenarnya mulai digunakan sejak 1980 dan mulai diterapkan di negara maju pada saat ini pula. Kurang banyaknya, teknologi AI sudah bisa kita nikmati secara visual melalui movie-movie karya negara USA yang lebih dulu memunculkan teknologi AI.
Salah satunya perusahaan film Marvel Studio, Iron Man yang dirilis tahun 2008 dan benar-benar menggambarkan kecanggihan teknologi AI yang mungkin saat itu masih menjadi imaginasi dalam pikiran sebagian besar rakyat Indonesia.
Baru-baru, salah satu provider ternama di Indonesia, Indosat Ooredoo menghadirkan sejumlah item teknologi AI yang bisa menjadi gambaran masa depan yang mungkin akan menjadi alternatif baru bagi masyarakat melalui Marvelous Xperience (MX) Center di Gedung Pusat Indosat, Gambir, Jakarta Pusat.
Meski item AI teknologi di MX Center terbilang masih begitu segmented dan mungkin ditujukan hanya kepada pelaku bisnis elit, setidaknya, Indosat mau berbagi pengalaman secara ekslusif bagi masyarakat terkait tekonologi AI melalui MX Center.
Adapun teknologi AI yang hadirkan dan ditampilkan di MX Center ada 10 item yang mencangkup sejumlah aspek meliputi aspek pelaku usaha, pelayanan dan jasa, serta kehidupan personal.
Di antaranya, Smart Meeting Room, Robotic Dog & Robocaffee, Smart Mining Solution, VR Egg Chair, Batik Goes Virtual, Smart Surveillance, Holographic Mixed Reality, Remote Education, Google Connected Home, dan Idea Hub.
Dari semua item tersebut, Indosat pun menjabarkan secara rinci fungsi daripada AI yang diterapkan dalam masing-masing tekonologi yang dihadirkan.
Misalnya, Robotic Dog dan Robocaffee. Keduanya, memiliki target aspek dan fungsi yang berbeda namun tetap menjadi salah satu alternatif di masa depan.
Robotic Dog yang didesain sedemikian rupa menyerupai hewan Anjing pun, diunggulkan untuk bisa membantu manusia dalam mengevakuasi manusia lain saat terjadi bencana alam. Meski, tidak lepas dengan peran hewan peliharaan yang bisa menjadi teman setia bagi pemiliknya.
Pun dengan Robocaffee yang seperti hadir berdasarkan lifestyle saat ini. Dimana para millenial dan gen Z sebagian besar sudah menjadi konsumen utama bagi coffee shop. Robocaffe yang dirancang sedemikian rupa untuk mampu menyajikan secangkir kopi dan bisa langsung dinikmati hanya dengan permainan jari.
Selanjutnya, masih ada satu lagi tekonologi AI yang ditampilkan di MX Center yang membuat penulis sedikit merasa worried, yakni teknologi Smart Mining Solution yang disini lain diklaim sebagai alternatif pekerjaan berat untuk meminimalisir kecelakaan kerja.
Tapi menurut penulis, teknologi tersebut seperti menggambarkan bahwa hadirnya AI akan menjadi transisi pekerjaan manual menjadi lebih tersistem dan perlahan menggerus sumber daya manusia (SDM) di masa mendatang. Sama halnya seperti Robocaffee yang juga seperti ingin menggantikan profesi barista yang saat ini tengah naik daun.
Tapi semoga saja ini hanya sebatas kekhawatiran penulis terhadap hadirnya AI yang sempat digadang-gadang bakal menyingkirkan potensi manusia lewat kemajuan teknologi yang semakin luar biasa.
Meski demikian, penulis mengapresiasi Indosat Ooredoo Hutchison yang telah menghadirkan MX Center yang memberi peluang untuk masyarakat mengenal secara langsung teknologi AI yang suatu saat akan menjadi solusi dan alternatif baru dari perkembangan teknologi saat ini.
Semoga, Indosat Ooredoo juga bisa memberikan kesempatan kepada khalayak lain untuk memberikan insight dan experience terkait teknologi AI tanpa membatasi peluang tersebut terhadap salah satu aspek.***
Oleh: Mega Puspita [Journalist of Wahananews.co]