Bekasi.WahanaNews.co | Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi, Jawa Barat melalui Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKPPP) mengimbau masyarakat Kota Bekasi agar waspada terhadap Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
Pasalnya, PMK dinilai sangat menular, terutama bagi hewan ternak, khususnya sapi dan kambing.
Baca Juga:
24 Desa di Gunung Mas Terima Insentif dari Pemerintah Pusat Karena Kinerja Baik
Menurut DKPPP, Kota Bekasi diklasifikasi sebagai wilayah yang terancam atau terduga dapat tertular wabah PMK, karena sebagian besar kebutuhan ternak/produk ternak Kota Bekasi didatangkan dari wilayah-wilayah yang saat ini terkena wabah.
“Bisa saja Kota Bekasi dapat ditemukan kasus PMK, karena ternak dan produk ternak yang dikirim ke Kota Bekasi banyaknya berasal dari daerah-daerah yang telah dinyatakan oleh Mentan sebagai daerah wabah PMK, sehingga resikonya pun sangat tinggi,” ujar Kepala DKPPP Kota Bekasi, Herbert SW Panjaitan, Selasa (17/5/2022).
Menurut Herbert, jika Kota Bekasi sampai tertular PMK, maka kerugian kematian ternak dan kerugian ekonomi bisa saja terjadi. Kerugian tersebut belum termasuk hambatan perdagangan produk ternak, peternak, dan pedagang ternak, serta olahan hasil ternak/kuliner seperti perdagangan aqiqah dan kurban.
Baca Juga:
Menkeu Sri Mulyani Perketat Buka Rekening Bank, Simak Aturan Terbarunya
“Kerugian kematian ternak dengan morbiditas 90-100% bisa sewaktu-waktu terjadi jika PMK telah tersebar di Kota Bekasi. Belum lagi kerugian ekonomi dapat mencapai 263 Miliar Rupiah/Tahun dari kerugian akibat kematian ternak milik masyarakat. Kerugian pun dapat menghambat sektor perdagangan, seperti misalnya usaha aqiqah dan kurban dimana kerugiannya bisa mencapai 157 Miliar/Tahun. Begitu pun dapat menghambat usaha kuliner dari hasil produk ternak,” papar Herbert.
Diketahui, PMK didapat dari kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi dan juga dapat menular melalui peralatan ternak yang sudah tercemar virus dari hewan yang terinfeksi.
Selain itu, bisa menular melalui inseminasi buatan kepada hewan dengan semen yang terkontaminasi, terlebih lagi penularan juga bisa didapat melalui konsumsi produk daging terinfeksi yang tidak diolah dengan benar (swill feeding).