Bekasi.WahanaNews.co - Perubahan iklim di dunia telah menjadi fokus utama bagi pemerintah bahkan hingga ke seluruh belahan dunia. Hal ini telah menjadi isu global dan mempengaruhi perekonomian dunia sehingga banyak negara yang tersadar harus adanya perubahan.
Hal ini juga yang terjadi di Indonesia. Untuk itu, Pemerintah Indonesia sendiri telah mendeklarasikan untuk mencapai Net Zero pada tahun 2060 dan terus berupaya menurunkan emisi karbon untuk menanggulangi permasalahan perubahan iklim.
Baca Juga:
Pria Pelatih Futsal di Bekasi Cabuli 3 Anak, Pelaku Langsung Ditangkap Polisi
Sejalan dengan target pemerintah, Jababeka turut ambil andil dalam perubahan iklim.
Jababeka sendiri telah mendeklarasikan akan berkomitmen menjadi Net Zero Industrial Cluster 2050 pada agenda B20 di Bali tahun lalu bersama Pertamina dan Tenant Co-Signatory yaitu L’oreal, Unilever, dan Hitachi Astemo.
"Tidak hanya itu, di awal tahun 2023, Jababeka juga mengajak para Tenant untuk bergabung dalam Jababeka Net Zero Forum untuk mencari solusi bersama dalam melakukan dekarbonisasi," ujar Vice President Director PT Jababeka Tbk, Tjahjadi Rahardja di Bekasi, Jumat (1/9/2023).
Baca Juga:
Menteri AHY Ungkap 2 Kasus Mafia Tanah di Jabar Rugikan Negara Rp3,6 triliun
Adapun di penghujung bulan Agustus 2023, kata Tjahjadi, Jababeka kembali mengadakan deklarasi bersama Tenant yang telah menetapkan komitmen untuk menjadi bagian dari forum yang kini disebut sebagai Jababeka Cikarang – Net Zero Industrial Cluster Community (JC-NZICC) melalui acara dengan tajuk “Jababeka Eco Summit 2023”.
Jababeka Eco Summit sendiri merupakan puncak dari rangkaian acara yang dimulai dari 25 Juli lalu berupa Focus Group Discussion yang dilaksanakan secara hybrid.
Rangkaian pun dilanjutkan dengan Sustainability Action, Mangrove Planting yang merupakan agenda tahunan Jababeka yaitu Jababeka Ecoweek dan telah dilaksanakan pada 3 Agustus lalu.
Tidak hanya deklarasi, Jababeka Eco Summit juga menghadirkan expertise di bidangnya sebagai gambaran bagaimana menghadapi isu terkait Net Zero dan solusi untuk menghadapinya.
"Pada sesi ini pun dibagi menjadi tiga, yaitu sesi Talk Show dengan tema 'Participation of Industrial Players to Actively Resolve Waste Management Crises in Kabupaten Bekasi' yang diisi oleh Edward Nixon selaku Pejabat Fungsional Pengendali Dampak Lingkungan Ahli Madya KLHK; Resmiani selaku Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan DLH Provinsi Jabar; Cynthia Hendrayani, COO PT Jababeka; serta Imam Zulkarnain dari PT Prasadha Pamunah Limbah Industri," papar Tjahjadi.
Sesi selanjutnya yaitu Sustainability Conference 1st Session dengan tema “Sustainability-Linked Financial Incentive to Support Decarbonization and Sustainable Projects in Industry” yang diisi oleh Sri Gadis Bekti dari Pusat Industri Hijau Kemenperin; Aditia Brata dari PT Solarion Energi Alam; dan Poppy Irmasari dari PT Bank Negara Indonesia.
Sesi ketiga yaitu Sustainability Conference 2nd Session dengan tema “Value in integrating ESG as part of Corporate Strategy” dengan pengisi sesi dari Wendy Martedi dari Pertamina New & Renewable Energy; dan Andy Santoso dari PricewaterhouseCoopers (PwC).
"Nah, sesi terakhir ditutup dengan penyerahan penghargaan kepada kontributor dari Sustainability Action, Mangrove Planting kepada 14 perusahaan yang telah bergabung dalam program penanaman 50.000 mangrove di Muara Gembong yaitu PT Mattel, PT KAO, PT Nippon Steel, PT Fukoku Tokai, PT System Indonesia, PT Hanes Supply, PT STEP, PT Hitachi Astemo, PT Piaggio Indonesia, PT Sasa Inti, PT Dexa Medica, PT Komatsu Undercarriage Indonesia, PT Padang Golf Cikarang, PT Bima Adi Karya," pungkasnya.
Adapun pada rangkaian giat Jababeka tersebut, PJ Bupati Bekasi, Dani Ramdan pun memberikan penghargaan kepada PT Jababeka.
Selanjutnya, ada pula penandatanganan kerjasama antara Jababeka dan Everbright untuk project Integrated Waste Treatment For Industrial & Municipal Waste sebagai salah satu bentuk komitmen Jababeka dalam sustainability program yang disaksikan juga oleh PJ Bupati Bekasi, Dani Ramdan.
[Redaktur: Mega Puspita]