Bekasi.WahanaNews.co | Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi mempersiapkan arus balik warga dari kampung halaman usai Lebaran 2022.
Hal itu juga terkait dengan fenomena urbanisasi yang biasa terjadi pasca lebaran.
Baca Juga:
Soroti Fenomena Urbanisasi di Kota Bekasi, Ini Imbauan Komisi IV DPRD
Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Bekasi Tri Adhianto mengimbau warga pendatang untuk melaporkan diri kepada aparat pemerintah setempat.
"Yang paling penting adalah ketentuannya saja yang diikuti. Bahwa warga masyarakat nanti yang hadir 1x24 jam diharapkan untuk melaporkan diri ke aparat pemerintah mulai dari yang terkecil dari RT, RW, kemudian sampai di kelurahan, kecamatan," ujar Tri, Rabu (4/5/2022).
Tri menjelaskan, Pemkot Bekasi sendiri akan melakukan persiapan kepadatan arus lalu lintas di Kota Bekasi. Sebanyak 36 kamera CCTV disetiap titik memantau arus lalu lintas masyarakat yang datang atau melintas ke Kota Bekasi.
Baca Juga:
Sambut Urbanisasi Pasca Lebaran, Ini Langkah Disdukcapil Kota Bekasi
"Tentunya ini tidak lepas dari cipta kondisi dan kesiapan personel, sarana dan prasarana, dan juga dukungan logistiknya, jadi itulah yang kita siapkan, sehingga saat memulai masuk ke Kota Bekasi itu juga kita akan pantau," paparnya.
"Apalagi hari ini cukup mudah melakukan pemantauan karena sudah memiliki CCTV hampir kurang-lebih 36 titik jalan utama sehingga dengan mudah kita memonitor kalau ada penebalan atau kecelakaan dan sebagainya," lanjutnya.
Selain itu, Pemkot Bekasi sudah mempersiapkan tenaga medis untuk mengantisipasi penyebaran klaster covid-19 pascamudik.
Ia pun mengungkapkan, jumlah warga Kota Bekasi yang sudah menjalani vaksinasi booster telah mencapai 31%.
"Kita menyiapkan tenaga medis di semua puskemas yang kita miliki ada 48, kemudian juga 3 rumah sakit tipe D, dan 1 rumah sakit tipe B, hari ini vaksin yang booster yang ketiga sudah 31% lebih, jadi artinya sudah di atas pada ratio angka nasional," ungkapnya.
Untuk para pendatang baru, kata Tri, Pemkot Bekasi memberi pesan, yakni datang ke Bekasi sudah memiliki keterampilan bekerja.
"Ya saya kira itu (skill) penting juga, yang penting dia mampu memiliki, sekarang ini kan tuntutannya IT, nah jadi IT minimal harus kuasai secara adaptasi dengan teknologi yang ada, sehingga nanti pemerintah yang akan lebih mudah memberikan keterampilan termasuk pemodalannya," pungkasnya.[mga]