BEKASI.WAHANANEWS.CO — Pemerintah menargetkan bisa membangun pembangkit listrik dari sumber energi panas bumi sebesar 5,2 gigawatt (GW) dalam 10 tahun ke depan.
Target itu tertuang dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN 2025–2034 yang telah diluncurkan Kementerian ESDM.
Baca Juga:
Transisi Energi Dipercepat, Pemerintah Fokuskan PLTS dan PLTA di RUPTL 2025–2034
PT PLN Indonesia Power (PLN IP) sebagai subholding PLN yang satu-satunya mengelola pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) memastikan siap mendukung transisi energi nasional tersebut.
Direktur Utama PLN IP, Edwin Nugraha Putra mengatakan, perusahaan melakukan pengelolaan dan pengembangan pembangkit berbasis panas bumi melalui anak usahanya, PLN Indonesia Geothermal.
"Dengan kapasitas teknis dan infrastruktur yang kami miliki, serta peran PLN Indonesia Geothermal sebagai key player PLTP di tanah air, kami siap mengoptimalkan potensi yang ada," ujar Edwin dalam keterangan tertulisnya, dikutip Kamis (5/6/2025).
Baca Juga:
PLN Komitmen Dukung Pemerintah Siapkan Talenta Energi Masa Depan
Menurutnya, panas bumi merupakan tulang punggung transisi energi di Indonesia, sebab pemanfaatan panas bumi menjadi solusi jangka panjang dalam menjaga ketahanan energi dan mengurangi emisi karbon.
PLN Indonesia Geothermal pun sudah berhasil menghasilkan energi hijau sebesar 5,6 GWh selama 5 tahun terakhir, yang setara dengan pengurangan emisi karbon sebanyak 4.760 ton CO2e.
Pengembangan panas bumi yang dilakukan itu sekaligus menjadi upaya perusahaan untuk mendukung tercapainya target Net Zero Emission (NZE) di 2060 yang dicanangkan pemerintah.
Edwin menambahkan, selain panas bumi, PLN IP juga siap juga mengembangkan berbagai potensi energi terbarukan lainnya, seperti Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), serta membuka ruang kolaborasi investasi melalui inisiatif Hijaunesia dan Hydronesia.
“Dengan peran strategis tersebut, PLN IP terus bertransformasi menjadi penggerak utama dalam pemanfaatan energi terbarukan untuk mendukung tercapainya NZE," kata dia. Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengatakan energi terbarukan seperti panas bumi harus menjadi prioritas pembangunan nasional ke depan.
Ia pun mendorong agar seluruh pemangku kepentingan, termasuk pelaku industri kelistrikan, berani mengambil peran strategis dalam membangun ekosistem energi yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. "Pemerintah konsisten dalam mendorong energi terbarukan sebagai bentuk dari transisi energi," kata Bahlil.
[Redaktur: Mega Puspita]